Ibu, jika mendengar nama itu apa yang ada dalam fikiran kita semua??? sejauh mana kita memikirkan seberapa sakit, menderitanya ibu kita waktu melahirkan kita. Ibu mempertaruhkan nyawanya demi melahitrkan kita ke dunia. Sembilan bulan kita berada dalam kandungan, ketika itu ibu kita menerima kebahagiaan serta penderitaan yang bertubi-tubi. Sehingga ibu berdo'a meminta pertolongan kepada Allah swt. "Ya Allah, berikanlah keselamatan dan kesuburan kepada saya dan juga bayi yang ada dalam kandungan saya. Ya Allah, berikanlah kemudahan pada proses kelahiran saya nanti, saya hanyalah mahluk yang lemah. Tetapi engkau maha kuasa. Ya Allah ya Allah, Ya Allah ya Allah ya Allah hamba pasrah kepada-Mu ya Allah yang maha pemurah."
Do'a Ibu kita yang sangat mengharukan, pernahkah kita merenungkan itu??? begitu menderitanya ibu kita waktu itu. penderitaan ibu kita tidak hanya itu. Tapi yang lebih menyakitkan, adalah menahan nyeri yang sangat luar biasa sehingga seakan lupa dengan manusia, tetapi tidak lupa kepada dzat yang kuasa yaitu Allah swt. semakin lama semakin lebih, ibu meminta keselamatan. Ibu selalu berdoa kepada Allah untuk kita. dan kita kebanyakan tidak pernah merenungkan hal itu. Ketika kita dilahirkan ke dunia, ibu sangat bahagia hingga meneteskan air mata. Dan seketika itu pula ibu bersyukur dan mengucapkan hamdalah, "Alhamdulillah."
Semakin lama ibu merawat kita semakin serius pula. Kasihan ibu merawat kita siang dan malam tidak bisa tidur. Sampai raga ibu kita kurus karena begitu repotnya beliau merawat kita. Ibu menyusui kita yang masih belum bisa apa-apa, repot memandikan kita setiap hari, membersihkan pakaian kita, juga menjaga kita dari bahaya. begitu banyaknya pengorbanan ibu kepada kita.
Begitu tulusnya hati ibu kita merawat kita. meskipun repot mengurus anak dan tugas sebagai ibu rumah tangga, ibu tidak pernah mengeluh sama-sekali. Ibu menjaga kita supaya kita tidak sampai sakit. Ibu juga mengajari kita supaya kita menjadi anak yang baik, yang berbakti kepada orang tua. menyekolahkan kita supaya menjadi orang yang berguna bagi agama, bangsa dan negara.
Selama ini kita mungkin banyak yang lupa akan pengorbanan besar ibu kita. Kita harus benar-benar berbakti kepada orang tua kita terutama ibu kita yang melahirkan kita.
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
Begitu tulusnya hati ibu kita merawat kita. meskipun repot mengurus anak dan tugas sebagai ibu rumah tangga, ibu tidak pernah mengeluh sama-sekali. Ibu menjaga kita supaya kita tidak sampai sakit. Ibu juga mengajari kita supaya kita menjadi anak yang baik, yang berbakti kepada orang tua. menyekolahkan kita supaya menjadi orang yang berguna bagi agama, bangsa dan negara.
Selama ini kita mungkin banyak yang lupa akan pengorbanan besar ibu kita. Kita harus benar-benar berbakti kepada orang tua kita terutama ibu kita yang melahirkan kita.
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
وَوَصَّيْنَا الْإِنسَانَ بِوَالِدَيْهِ إِحْسَاناً حَمَلَتْهُ أُمُّهُ كُرْهاً وَوَضَعَتْهُ كُرْهاً وَحَمْلُهُ وَفِصَالُهُ ثَلَاثُونَ شَهْراً حَتَّى إِذَا بَلَغَ أَشُدَّهُ وَبَلَغَ أَرْبَعِينَ سَنَةً قَالَ رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَى وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحاً تَرْضَاهُ وَأَصْلِحْ لِي فِي ذُرِّيَّتِي إِنِّي تُبْتُ إِلَيْكَ وَإِنِّي مِنَ الْمُسْلِمِينَ
“Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdo’a: “Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri ni’mat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai. berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri.” (Qs. Al-Ahqaaf : 15)
Dalam hadits juga dijelaskan sebagai berikut:
عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ جَاءَ رَجُلٌ إِلَى رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ :يَا رَسُوْلَ اللهِ، مَنْ أَحَقُّ النَّاسِ بِحُسْنِ صَحَابَتِي؟ قَالَ أُمُّكَ، قَالَ ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ أُمُّكَ، قَالَ ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ أُمُّكَ، قَالَ ثُمَّ مَنْ، قَالَ أَبُوْكَ
Dari Abu Hurairah radhiyallaahu ‘anhu, belia berkata, “Seseorang datang kepada Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam dan berkata, ‘Wahai Rasulullah, kepada siapakah aku harus berbakti pertama kali?’ Nabi shalallaahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Ibumu!’ Dan orang tersebut kembali bertanya, ‘Kemudian siapa lagi?’ Nabi shalallaahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Ibumu!’ Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi?’ Beliau menjawab, ‘Ibumu.’ Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi,’ Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Kemudian ayahmu.' "
Semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi kita semua amiin.